Selasa, 24 April 2012

KEANEKARAGAMAN HAYATI KE-2


Standart Kompetensi :
Memahami manfaat  keanekaragaman hayati.
Kompetensi dasar :
3.1.  Mendeskripsikan konsep keanekaragaman gen,jenis,ekosistem melalui
        kegiatan pengamatan.
 3.2. Mengkomunikasikan keanekaragaman hayati Indonesia dan usaha
        pelestarian serta pemanfaatan sumber daya alam.
3.3.  Menganalisis permasalahan keanekaragaman hayati

INDIKATOR
1.      Mendeskripsikan pengertian keanekaragaman hayati.
2.      Menyebutkan macam-macam keanekaragaman hayati.
3.      Membedakan keanekaragaman hayati tingkat gen, jenis dan ekosistem.
4.      Memberi contoh keanekaragaman hayati tingkat gen, jenis, ekosistem.
5.      Menyebutkan contoh keanekaragaman hayati khas Indonesia.
6.      Menyebutkan contoh kegiatan manusia yang dapat meningkatkan dan menurunkan keanekaragaman hayati
7.      Membedakan pola sebaran tumbuhan Indonesia
8.      Membedakan pola sebaran hewan Indonesia
9.      Membedakan pelestarian alam in situ dan ex situ
10.  Membedakan perlindungan alam umum dan perlindungan alam dengan tujuan tertentu
11.  Menyebutkan manfaat keanekaragaman hayati
12.  Menyebutkan nilai-nilai yang terkandung dalam keanekaragaman h ayati

 
PENDAHULUAN


Keberadaan makhluk hidup dan tempat dimana mereka hidup membentuk keanekaragaman hayati. Makhluk hidup dan lingkungannya saling bergantung satu dengan yang lainnya. Sayangnya aktivitas manusia secara perlahan tapi pasti mulai mengurangi keanekaragaman hayati. Spesies-spesies  tumbuhan dan hewan semakin banyak berkurang. Dalam bab ini kita akan mempelajari tentang keanekaragaman hayati dan apa yang dapat kita lakukan untuk melestarikannya.

Sebanyak 87 spesies ikan langka di Indonesia terancam punah akibat tekanan perubahan teknologi secara pesat. Selain itu, perilaku negatif terhadap keanekaragaman sumber daya perikanan juga ikut berperan mengurangi jumlah spesies ikan langka. "Kini sudah terlihat nyata banyaknya jumlah spesies ikan langka di Indonesia terancam punah. Dari penelitian diketahui spesies terancam punah ini mencapai 87 spesies.(pakar perikanan dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Bung Hatta (UBH), Prof Dr Ir Hafrijal Syandri, MS di Padang, Sabtu (12/7) .
 
1. Apa pendapatmu tentang cara penangkapan ikan yang tidak benar?
2. Bagaimana cara mengatasi agar kegiatan yang dilakukan manusia tidak sampai
    membuat beberapa spesies ikan punah?

 TUGAS 1-1
Carilah informasi – informasi berkaitan dengan keanekaragaman hayati di internet  yang meliputi:
1.      Apakah yang dimaksud keanekaragaman hayati tingkat gen, spesies, ekosistem?
2.      Dari keterangan yang kamu dapat,  cobalah buat tabel perbandingan keanekaragaman hayati tingkat gen, spesies dan ekosistem beserta contohnya!
3. Sajikan dalam tabel contoh kasus peranan manusia dalam keanekaragaman hayati yang menguntungkan dilihat dari aspek ekologi, aspek kepunahan, aspek pendidikan, aspek ekonomi dan aspek religius pada 5 tahun terakhir! Sebutkan dampak atau akibat bagi manusia!
4.    Sajikan dalam tabel contoh kasus peranan manusia dalam keanekaragaman hayati yang merugikan dilihat dari aspek ekologi, aspek kepunahan, aspek pendidikan, aspek ekonomi dan aspek religius  pada 5 tahun terakhir! Berikan dampak atau akibat bagi manusia!
5.  Buatlah bagan atau diagram tentang nilai-nilai yang terkandung dalam keanekaragaman hayati berkaitan dengan permasalahan yang kamu sebutkan pada nomer 3dan 4!
6.      Buatlah tabel perbandingan tentang pola sebaran hewan dan tumbuhan yang ada di Indonesia!
7.      Bawalah contoh bahan – bahan yang menunjukkan keanekaragaman tingkat gen dan spesies!
8.      Diskusikan secara berkelompok hasil temuanmu diatas didepan kelas!
1.      Tabel 1. Perbandingan keanekaragaman tingkat gen, spesies dan ekosistem

Keanekaragaman hayati
Tingkat gen
Tingkat spesies
Tingkat ekosistem
1.      Pengertian









2.      Contoh










3.      Tabel 2. Tabel tentang  peranan manusia dalam keanekaragaman hayati yang menguntungkan.
Contoh kasus
Aspek
Akibat

aspek ekologi

Aspek kepunahan


Aspek pendidikan


Aspek ekonomi


Aspek religius



4.      Tabel 3. Tabel tentang  peranan manusia dalam keanekaragaman hayati yang merugikan.
Contoh kasus
Aspek
Akibat

Aspek ekologi

Aspek kepunahan


Aspek pendidikan


Aspek ekonomi


Aspek religius




 
5.      Diagram tentang nilai-nilai yang terkandung dalam keanekaragaman hayati!




                                                               
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                         
                                                              
1.      Tabel 4.  Perbandingan tentang pola sebaran hewan dan tumbuhan yang  ada di Indonesia.

Pola sebaran
Wilayah
Spesies
Gambar
Flora












Fauna















1.      Keanekaragaman hayati tingkat gen.



















Keanekaragaman tingkat gen adalah keanekaragaman yang disebabkan oleh pengaruh perangkat pembawa  sifat yang disebut gen. Makhluk hidup dalam satu spesies memiliki perangkat dasar penyusun gen yang sama. Gen merupakan bagian kromosom yang mengendalikan ciri atau sifat suatu organisme yang diturunkan dari induk/orang tua kepada keturunannya. Gen pada setiap individu, walaupun perangkat dasar penyusunnya sama, tetapi urutannya ada sebagian yang berbeda bergantung pada masing-masing induknya. Susunan perangkat gen ini  menentukan ciri atau sifat suatu individu dalam satu spesies.
Kombinasi susunan perangkat gen dari dua induk menyebabkan keanekaragaman individu dalam satu spesies berupa varietas yang terjadi secara alami dan secara buatan. Keanekaragaman secara alami adalah keanekaragaman yang disebabkan karena adaptasi atau penyesuaian diri setiap individu dengan lingkungan hal ini akan berpengaruh pada sifat yang tampak (fenotip) pada individu, di samping itu keanekaragaman hayati juga ditentukan oleh faktor genetiknya (genotip) atau adanya aliran gen yang merupakan transfer alel gen dari satu populasi ke populasi lainnya. Keanekaragaman buatan dapat terjadi melalui perkawinan silang (hibridisasi), seperti pada berbagai jenis mangga.

2      Keanekaragaman Hayati Tingkat Jenis (spesies).

Keanekaragaman spesies mencakup seluruh spesies yang ditemukan di bumi. Spesies memiliki arti yaitu sebagai sekelompok individu – individu yang berpotensi untuk berkembang  biak dengan sesama mereka di alam, dan tidak mampu berkembang biak dengan individu-individu dari spesies lain (Indrawan dkk, 2007). Contoh keanekaragaman spesies yaitu keanekaragaman pada tanaman pandan yang meliputi:
·          Pandan wangi (Pandanus ammaryllifolius)
·          Pandan laut (Pandanus tectorius)
·          Pandan duri
·          Buah merah Papua (Pandanus conoideus)
·          Pandan Melintir (Pandanus utilis)
·          Pandan putih (Pandanus baphtisii)
·          Pandan afrika (Pandanus pygmeus)

3. Keanekaragaman Hayati Tingkat Ekosistem 

 
Lingkungan hidup meliputi komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik meliputi berbagai jenis makhluk hidup mulai yang bersel satu (uniseluler) sampai makhluk hidup bersel banyak (multiseluler) yang dapat dilihat secara langsung. Komponen abiotik meliputi iklim, cahaya, batuan, air, tanah, dan kelembaban. Contoh faktor kimia yaitu salinitas (kadar garam), tingkat keasaman, dan kandungan mineral. Komponen biotik dan komponen abiotik sangat beragam atau bervariasi, oleh karena itu, ekosistem  adalah interaksi antara komponen biotik dengan komponen abiotik.
A.    KEANEKARAGAMAN  HAYATI  di  INDONESIA
Keanekaragaman hayati di Indonesia dapat dibedakan berdasarkan karakteristik wilayah dan persebaran organismenya. Keadaan lingkungan abiotik yang sangat bervariasi membuat Indonesia kaya akan hewan dan tumbuhan. Indonesia memiliki 10% dari seluruh spesies tanaman yang ada di dunia, 12% spesies mamalia, 16% spesies reptilia dan amfibi, serta 17% spesies burung dunia. Sejumlah spesies tersebut bersifat endemik, yaitu hanya terdapat di Indonesia dan tidak ditemukan di tempat lain.
Contohnya:
a.       burung cendrawasih di Papua
b.      burung maleo di Sulawesi
c.       komodo di Pulau komodo
d.      Anoa di Sulawesi
e.       Rafflesia arnldii di Pulau Sumatera
f.       Bunga bangkai (Amorphophallus sp). 
Tentang hewan yang dilindungi di Indonesia kalian bisa buka web berikut ini.......

A.    PENGARUH KEGIATAN MANUSIA TERHADAP  KEANEKARAGAMAN HAYATI
 Gangguan-gangguan terhadap komponen-komponen ekosistem dapat menimbulkan perubahan pada tatanan ekosistemnya. Besar atau kecilnya gangguan terhadap ekosistem dapat merubah wujud ekosistem secara perlahan-lahan atau secara cepat pula. Contoh-contoh gangguan ekosistem , antara lain penebangan pohon di hutan-hutan secara liar dan perburuan hewan secara liar dapat mengganggu keseimbangan ekosistem. Gangguan tersebut secara perlahan-lahan dapat merubah ekosistem sekaligus mempengaruhi keanekaragaman tingkat ekosistem. Bencana tanah longsor atau letusan gunung berapi, bahkan dapat memusnahkan ekosistem. Tentu juga akan memusnahkan keanekaragaman tingkat ekosistem.

Aktifitas Manusia Dapat Menurunkan Keanekaragaman Hayati

Aktifitas manusia dapat menurunkan keanekaragaman hayati. Beberapa tumbuhan dan hewan telah dinyatakan telah punah . Contohnya yaitu Australia selama 20 tahun telah kehilangan 41 jenis mamalia, 18 jenis burung, reptilia, ikan, dan katak, 200 jenis invertebrata, dan 209 jenis tumbuhan. Sementara itu, Indonesia kehilangan beberapa satwa penting, misalnya harimau bali. Saat ini hewan tersebut tidak pernah ditemukan lagi keberadaannya, Hewan-hewan seperti badak bercula satu, jalak bali, dan trenggiling juga terancam punah. Belum lagi beberapa jenis serangga, hewan melata, ikan, dan hewan air, yang sudah tidak ditemukan lagi di lingkungan kita.
Beberapa faktor yang menyebabkan kepunahan diatas adalah:

Perusakan Habitat

Habitat yang rusak mengakibatkan organisme tidak memiliki tempat yang cocok untuk hidupnya. Kerusakan habitat dapat diakibatkan karena ekosistem diubah fungsinya oleh manusia, misalnya hutan ditebang dijadikan lahan pertanian, pemukiman dan akhirnya tumbuh menjadi perkotaan. Kegiatan manusia tersebut mengakibatkan menurunnya keanekaragaman ekosistem, jenis, dan gen.
Selain akibat aktifitas manusia, kerusakan habitat juga dapat diakibatkan oleh bencana alam misalnya kebakaran, gunung meletus, dan banjir.
Perusakan terumbu karang di laut juga dapat menurunkan keanekaragaman ayati laut. Ikan-ikan serta biota laut yang hidup bersembunyi di dalam terumbu karangtidak dapat lagi hidup dengan terntram, beberapa di antaranya tidak dapat menetaskan telurnya karena terumbu karang yang rusak. Menurunnya populasi ikan akan merugikan nelayan dan mengakibatkan harga ikan meningkat. Kehidupan para nelayan menjadi terganggu.

Penggunaan Pestisida

    Yang termasuk pestisida misalnya insektisida, herbisida, dan fungisida. Pestisida yang sebenarnya hanya untuk membunuh organisme penggangu (hama), pada kenyataannya menyebar ke lingkungan dan meracuni mikroba, jamur, hewan, dan tumbuhan lainnya.

Pencemaran

      Bahan pencemar juga dapat membunuh mikroba, jamur, hewan dan tumbuhan penting. Bahan pencemar dapat berasal dari limbah pabrik dan limbah rumah tangga.

Perubahan Tipe Tumbuhan

    Tumbuhan merupakan produsen di dalam ekosistem. Perubahan tipe tumbuhan misalnya perubahan dari hutan hujan tropik menjadi hutan produksi dapat mengakibatkan hilangnya tumbuh-tumbuhan liar penting. Hilangnya jenis-jenis tumbuhan tertentu dapat menyebabkan hilangnya hewan-hewan yang hidup bergantung pada tumbuhan tersebut.

Masuknya Jenis Tumbuhan dan Hewan Liar

     Tumbuhan atau hewan liar yang masuk ke ekosistem dapat berkompetisi bahkan membunuh tumbuhan dan hewan asli.

Penebangan

   Penebangan hutan tidak hanya menghilangkan pohon yang sengaja ditebang, tetapi juga merusak pohon-pohon lain yang ada di sekelilingnya. Kerusakan berbagai tumbuh-tumbuhan karena penebangan akan mengakibatkan hilangnya hewan. Jadi, penebangan akan menurunkan plasma nutfah.

Seleksi

    Secara tidak sengaja perilaku kita mempercepat kepunahan oraganisme. Sebagai contoh, kita sering hanya menanam tanaman yang kita anggap unggul misalnya mangga gadung, mangga manalagi, jambu bangkok. Sebaliknya kita menghilangkan tanaman yang kita anggap kurang unggul, misalnya mangga golek, nangka celeng.
    Menurunnya keanekaragaman hayati menimbulkan masalah lingkungan yang akhirnya merugikan manusia. Misalnya, penebangan hutan mengakibatkan banjir. Hewan-hewan yang hidup di dalam hutan misalnya babi hutan, gajah, kera, menyerang lahan pertanian penduduk karena habitat mereka semakin sempit, dan makanan mereka semakin berkurang.

Aktifitas Manusia yang Meningkatkan Keanekaragaman Hayati

Tidak semua aktifitas manusia berakibat menurunkan keanekaragaman hayati. Ada juga aktivitas yang justru meningkatkan keanekaragaman hayati.

Penghijauan

Kegiatan penghijauan meningkatkan keanekaragaman hayati. Kegiatan penghijauan tidak hanya menanam tetapi yang lebih penting adalah merawat tanaman setelah ditanam.

Pembuatan Taman Kota

Pembuatan taman-taman kota selain meningkatkan kandungan oksigen, menurunkan suhu lingkungan, mamberi keindahan, juga meningkatkan keanekaragaman hayati.

Pemuliaan

Pemuliaan adalah usaha membuat varietas unggul dengan cara melakukan perkawinan silang. Usaha pemuliaan akan menghasilkan varian baru. Oleh sebab itu pemuliaan hewan dan tumbuhan dapat berfungsi meningkatkan keanekaragaman gen.
A.    POLA SEBARAN TUMBUHAN  DI INDONESIA
Flora di Indonesia sangat banyak. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yang mendukung persebaran tersebut. Diantaranya adalah tinggi rendah dari permukaan laut, jenis tanah, jenis hutan, iklim, pengaruh manusia, keadaan air dan lain-lain. Persebaran flora di Indonesia terbentuk karena adanya peristiwa geologis yang terjadi pada jutaan tahun yang lalu, yaitu pada masa pencairan es (zaman glasial). Pada saat itu terjadi pencairan es secara besar-besaran yang menyebabkan naiknya permukaan air laut di bumi, hal ini menyebabkan beberapa wilayah yang dangkal kemudian menjadi tenggelam oleh air laut dan membentuk wilayah perairan yang baru.
Beberapa wilayah perairan baru di sekitar Indonesia yang terbentuk pada masa berakhirnya zaman glasial itu adalah Laut Jawa yang terdapat di daerah Dangkalan Sunda dan Laut Arafuru yang terdapat di daerah Dangkalan Sahul. Terbentuknya perairan baru di daerah dangkalan tersebut menyebakan flora yang semula dapat dengan bebas bermigrasi akhirnya terhambat oleh perubahan kondisi geologis. Jenis tumbuhan yang tersebar di wilayah Indonesia meliputi hutan tropis, hutan musim,  hutan pegunungan, hutan bakau dan sabana tropis. Persebaran flora di wilayah Indonesia itu sendiri terbagi ke dalam 4 kelompok besar wilayah flora Indonesia, yaitu :
1. Wilayah Flora Sumatra-Kalimantan
Tersebar di pulau Sumatra dan Kalimantan serta pulau-pulau kecil di sekitarnya (Nias, Enggano, Bangka, Belitung, Kep. Riau, Natuna, Batam, Buton dll). Contoh flora khas yang tumbuh adalah Bunga Bangkai (Raflesia Arnoldi).
2. Wilayah Flora Jawa-bali
Tersebar di pulau Jawa, Madura, Bali dan kepulauan-kepulauan kecil disekitarnya (Kepulauan Seribu, Kep. Karimunjawa). Contoh flora khas yang tumbuh adalah pohon Burohal (Kepel).
3. Wilayah Flora Kepulauan Wallacea
Tersebar di pulau Sulawesi, Timor, Kepulauan Maluku dan Nusa Tenggara. Contoh flora yang tumbuh adalah pohon Sagu
4. Wilayah Flora Papua
      Meliputi wilayah pulau Papua dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Contoh Flora Khas tumbuh adalah Eucalyptus, sama dengan jenis tumbuhan yang tumbuh di daerah Queensland Australia Utara.

A.    POLA SEBARAN HEWAN DI INDONESIA
    Persebaran fauna di Indonesia menurut Wallace terbagi dalam 3 bagian yaitu bagian barat, bagian peralihan, dan bagian timur. Ketiga daerah ini dipisahkan oleh Garis Wallace dan Garis Webber.
a. Bagian Barat
     Bagian barat ini termasuk dalam provinsi zoogeografi Asiatis yang meliputi Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Bali. Fauna yang hidup di kawasan ini adalah harimau Sumatra, macan tutul, banteng, ular kobra, badak bercula satu, burung elang jawa, dan burung rangkong.
b. Bagian Peralihan
     Bagian ini adalah kawasan unik dan khas yang disebut juga sebagai Wallace region. Kekhasan fauna di kawasan ini ialah terdapatnya fauna yang mempunyai kemiripan dengan fauna kawasan asiatis (tapir dan monyet) tapi juga mirip dengan fauna yang ada di kawasan Australia (kakatua dan musang). Fauna di bagian peralihan antara lain anoa, tarsius, burung maleo, burung alo, babirusa, musang sulawesi, kuskus, dan burung jalak sulawesi.
c. Bagian Timur
Bagian ini termasuk dalam provinsi zoogeografi Australian, yang meliputi Maluku dan Papua. Fauna yang hidup di antaranya kuskus, kanguru, burung cendrawasih, buaya irian, penyu sisik, dan monyet ekor panjang.
    Wilayah persebaran fauna Indonesia Tengah juga sering disebut dengan wilayah fauna Kepulauan Wallacea atau cukup fauna Wallacea saja. Selain itu juga sering disebut sebagai wilayah fauna peralihan, yaitu wilayah yang memisahkan antara wilayah fauna Indonesia Barat dengan wilayah fauna Indonesia Timur. Wilayah fauna Indonesia Tengah meliputi daerah:
  1. Pulau Sulawesi
  2. Pulau Timor
  3. Kepulauan Nusa Tenggara, seperti Flores, Sumba, Lombok Komodo dan pulau-pulau kecil disekitarnya
Wilayah fauna Indonesia Tengah terletak diantara Garis Wallace dan Garis Webber. Garis Wallace memisahkan wilayah fauna Indonesia Tengah dengan Indonesia Barat. Garis Webber memisahkan wilayah fauna Indonesia Tengah dengan Indonesia Timur.

 Beberapa jenis fauna yang hidup di wilayah Indonesia Tengahbisa kalian buka web berikut ini:


http://andimanwno.wordpress.com/2009/03/11/fauna-indonesia-barat/Anoa -
http://andimanwno.wordpress.com/2009/03/11/fauna-indonesia-barat/Ikan  
http://andimanwno.wordpress.com/2009/03/11/fauna-indonesia-barat/Kuda  
http://andimanwno.wordpress.com/2009/03/11/fauna-indonesia-barat/ 
http://andimanwno.files.wordpress.co/2009/03/katak-pohon-air-terbang-jpg



FAUNA TIPE PERALIHAN
Meliputi fauna di wilayah Sulawesi dan Kepulauan Nusa Tenggara bagian tengah.
Jenis faunanya adalah:
  • Babi Rusa
  • Kuda
  • Kuskus
  • Anoa
  • Komodo
  • Bavian jambul
  • Hap-hap
  • Kera
  • Tarsius
  • Serindit sangihe
  • Seriawang Sangihe
  • Gagak banggai
  • Punggok Togian
  • Gosong sula
  • Kepudang-sungu sula
  • Raja-perling sula
  • Anis Sulawesi
  • Sikatan matinan
  • Julang sulawesi
  • Kangkareng sulawesi
A.    PELESTARIAN IN SITU DAN EX SITU
      Pelestarian sumberdaya alam hayati (hewan dan tumbuhan) dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
1.      Pelestarian in situ
Pelestarian in situ yaitu pelestarian hewan dan tumbuhan yang tetap berada pada habitat aslinya
Contoh:
·         Pelestarian komodo di Pulau Komodo (NTT) dan Badak Jawa di Ujung Kulon
2.      Pelestarian ex situ
Pelestarian ex situ yaitu pelestarian hewan dan tumbuhan dengan cara memindahkan individu dari habitat aslinya ke tempat lain.
Contoh:
·         Pelestarian ex situ tumbuhan dilakukan di kebun botani atau dikebun koleksi. Kebun koleksi ada di kebun Raya Bogor, Cibodas, Purwodadi dan bedugul
·         Pelestarian ex situ hewan dilakukan di kebun binatang
B.     MACAM – MACAM PERLINDUNGAN ALAM
Perlindungan alam dibagi menjadi dua, yaitu perlindungan umum dan perlindungan dengan tujuan tertentu.
Perlindungan alam umum
Perlindungan alam umum merupakan suatu kesatuan (flora, fauna, dan tanahnya). Perlindungan alam ini dibagi menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut :
a. Perlindungan alam ketat; merupakan perlindungan terhadap keadaan alam yang dibiarkan tanpa campur tangan manusia, kecuali dipandang perlu. Tujuannya untuk penelitian dan kepentingan ilmiah, misalnya Ujung Kulon.
b. Perlindungan alam terbimbing; merupakan perlindungan keadaan alam yang dibina oleh Para ahli, misalnya Kebun Raya Bogor.
c. National Park atau Taman Nasional; merupakan keadaan alam yang menempati suatu daerah yang luas dan tidak boleh ada rumah tinggal maupun bangunan industri. Tempat ini dimanfaatkan untuk rekreasi atau taman wisata, tanpa mengubah ciri-ciri ekosistem. Misalnya: Taman Safari di Cisarua Bogor dan Way Kambas. Pada tahun 1982 diadakan Konggres Taman hasional sedunia di Bali (World National Park Conggres).
Perlindungan alam dengan tujuan tertentu
Macam perlindungan alam dengan tujuan tertentu adalah sebagai berikut :
Perlindungan geologi; merupakan perlindungan alam yang bertujuan melindungi formasi geologi tertentu, misalnya batuan tertentu.
Perlindungan alam botani; merupakan perlindungan alam yang bertujuan melindungi komunitas tumbuhan tertentu, misalnya Kebun Raya Bogor.
Perlindungan alam zoologi; merupakan perlindungan alam yang bertujuan melindungi hewan-hewan langka serta mengembangkannya dengan cara memasukkan hewan sejenis ke daerah lain, misalnya gajah.
Perlindungan alam antropologi; merupakan perlindungan alam yang bertujuan melindungi suku bangsa yang terisolir,misalnya Suku Indian di Amerika, Suku Asmat di Irian Jaya, dan Suku Badui di Banten Selatan.
Perlindungan pemandangan alam; merupakan perlindungan yang bertujuan melindungi keindahan alam,misalnya Lembah Sianok di Sumatera Barat.
Perlindungan monumen alam;merupakan perlindungan yang bertujuan melindungi benda-benda alam tertentu, misalnya stalagtit, stalagmit, gua, dan air terjun.
Perlindungan suaka margasatwa; merupakan perlindungan dengan tujuan melindungi hewan-hewan yang terancam punch, misalnya badak, gajah, dan harimau Jawa.Perlindungan hutan; merupakan perlindungan yang bertujuan melindungi tanah, air, dan perubahan iklim.
Perlindungan ikan merupakan perlindungan yang bertujuan melindungi ikan yang terancam punah.

C.    MANFAAT MEMPELAJARI KEANEKARAGAMAN HAYATI
1.      Pengetahuan tentang keanekaragamaan gen merupakan modal dasar untuk melakukan rekayasa genetika dan hibridisasi (kawin silang) untuk mendapatkan bibit unggul yang diharapkan.
2.      Pengetahuan adanya kenaekaragaman jenis dapat menuntun kita untuk mencari alternatif dari bahan makanan, bahan sandang, dan papan, juga dapat menuntun kita memilih hewan-hewan unggul yang dapat dibudidayakan.
3.      Pengetahuan adanya keanekaragaman ekosistem kita dapat mengembangkan sumber daya hayati yang cocok dengan ekosistem tertentu dapat meningkatkan hasil pertanian dan peternakan yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
D.    NILAI – NILAI KEANEKARAGAMAN HAYATI
Manfaat yang diperoleh dalam mempelajari keanekaragaman hayati, antara lain:
1. mengetahui manfaat setiap jenis organisme.
2. mengetahui adanya saling ketergantungan di antara organisme satu dengan
    lainnya.
3. memahami ciri-ciri dan sifat setiap organisme.
4. memahami adanya hubungan kekerabatan antar organisme.
5. memahami manfaat keanekaragaman hayati dalam mendukung kelangsungan
   hidup manusia.
Ada beberapa nilai manfaat keanekaragaman hayati bagi manusia, diantaranya adalah nilai biologi, nilai pendidikan, nilai estetika dan budaya, nilai ekologi, serta nilai religius.
1. Nilai biologi
    Kebutuhan pangan, sandang, obat-obatan, bahan bangunan, dan oksigen hampir 100 % berkat jasa keanekaragaman hayati. Seluruh penduduk dunia, kebutuhan makanannya bergantung kepada tumbuhan dan hewan yang langsung diambil dari alam. Di Asia dan Amerika Latin, menggunakan semua bagian dari pohon palem, seperti memakan buahnya, menggunakan batang dan daunnya untuk bahan bangunan, alat penyapu lantai, bahan bakar, memeras minyaknya untuk memasak, obat-obatan, serta untuk penerangan.
    Para ilmuwan dunia percaya bahwa sekitar 80.000 spesies tumbuhan dapat dimakan. Namun, hanya sekitar 30 spesies saja yang mampu menyediakan 90 % kebutuhan gizi manusia. Sebenarnya alam masih menyimpan banyak keanekaragaman hayati yang belum tersentuh atau tergali oleh tangan manusia, bahkan kemungkinan besar masih banyak spesies-spesies yang sebenarnya jauh lebih berpotensi untuk menghasilkan bahan kebutuhan manusia namun belum diketahui. Banyak industri yang memerlukan bahan baku dari keanekaragaman hayati hewan dan tumbuhan. Industri benang memerlukan beberapa jenis tumbuhan dan hewan. Tumbuhan ada yang diambil batangnya, umbi, buah, bunga, daun, daging, susu, telur, dan lainlain. Industri kertas memerlukan jutaan ton batang tumbuhan, begitu pula industri obat-obatan dan kosmetik memerlukan berbagai jenis hewan dan tumbuhan yang memiliki khasiat tertentu.
2. Nilai pendidikan
     Di dalam tubuh makhluk hidup tersimpan sumber gen yang secara alami telah sesuai dengan alamnya. Oleh sebab itu, lestarinya keanekaragaman hayati merupakan syarat mutlak untuk tetap menjaga tersedianya plasma nuftah atau sumber gen. Ini berarti memberi peluang untuk mengembangkan penelitian demi pemulihan keanekaragaman hayati yang belakangan ini cenderung mengalami penyusutan.
3. Nilai estetika dan budaya
   Keanekaragaman hayati juga memberikan pemandangan alam yang indah. Tidak mengherankan apabila para wisatawan mancanegara senang berkunjung ke kawasan hutan alam, sungai, arung jeram, dan laut yang masih alami. Tidak sedikit keanekaragaman hewan mempunyai bentuk fisik yang bagus atau perilaku yang lucu, menjadi incaran koleksi manusia. Hewan-hewan yang memiliki sifat tersebut dapat mendatangkan hiburan bagi manusia.
4. Nilai ekologi
Keberadaan keanekaragaman hayati pada suatu daerah sangat berperan besar untuk menjaga proses ekosistem, seperti daur zat, dan aliran energi. Di samping itu, keberadaan keanekaragaman hayati, khususnya keanekaragaman tumbuhan, mempunyai peran besar dalam menjaga tanah dari erosi dan terjaganya proses fotosintesis. Dalam skala luas, keanekaragaman tumbuhan menjaga daerah aliran sungai serta stabilitas iklim.
5. Nilai religius
Keanekaragaman hayati juga memiliki fungsi untuk mengingatkan kita akan kebesaran Tuhan yang telah menciptakan alam raya ini dengan keindahan yang tiada tara.




DAFTAR PUSTAKA
Andiman. 2009.  Fauna Indonesia Tengah.
Anonimus. 2000. Nilai Biologi, Ekonomi Dan Budaya Dari Sumber Daya Alam. Artikel on  line. Diterbitkan 11 Juni 2000.  http://free.vlsm.org/v12/sponsor/Sponsor- Pendamping/Praweda/Biologi/0041%20Bio%201-9b.htm
Indrawan, M., Primack. R. B., dan Supriatna. J. 2007. Biologi Konservasi. Yayasan Obor Indonesia, Conservation International- Indonesia, Pusat Informasi Lingkungan Indonesia (PILI), Yayasan WWF Indonesia, Uni Eropa, dan YABSHI – Yayasan Bina Sains hayati Indonesia. Jakarta.
Pratiwi. 2007. Biologi untuk SMA kelas X. Penerbit Erlangga
Supriatna, J. 2008. Melestarikan Alam Indonesia. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta



















































































Tidak ada komentar:

Posting Komentar