Rabu, 21 Maret 2012

TOMCAT


 Rabu 21 Maret 2012


TOMCAT

Tomcat mengeluarkan racun tubuh yang kuat sehingga dapat menyebabkan dermatitis yang ditandai dengan kulit melepuh serta mengeluarkan cairan dan gatal. Bagaimana cara mengatasi serangan tomcat? Haruskah serangga ini dibasmi saja?
"Tomcat tidak perlu diberantas," kata pakar serangga dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Hari Sutrisno, kepada Kompas.com, Selasa (20/3/2012).
Menurut Hari, hal yang perlu dilakukan hanyalah mengendalikan populasinya dan mencegah agar tak menyerang manusia.
Jika populasinya melonjak terlalu banyak , dapat dibasmi dengan  pestisida . Pestisida alami juga dapat dipakai untuk membasmi tomcat. Pestisida alami terdiri dari campuran laos, sereh, dan nimba . pestisida alami digunakan agar tidak mengganggu lingkungan.
Alasan utama untuk tidak membasmi tomcat karena tomcat adalah serangga yang menguntungkan, terutama bagi para petani. Tomcat diketahui merupakan predator hama wereng coklat. Kalau serangga ini dihabisi, justru akan mengganggu ekosistem.
Serangan tomcat pada dasarnya tak akan berlangsung lama. Dalam waktu lebih kurang sebulan, populasi tomcat sudah akan berkurang sehingga serangan juga akan berkurang.
Menghindari sentuhan
Salah satu langkah termudah mencegah kontak manusia dengan tomcat adalah menutup jendela dan pintu rapat-rapat sebelum menyalakan lampu pada malam hari karena tomcat senang berkumpul di sumber cahaya.
Tomcat juga bisa dicegah dengan melapisi ventilasi menggunakan kain kasa serta menghindari ngobrol di bawah lampu.
Jika tomcat hinggap di bagian tubuh, jangan memencetnya, tetapi cukup usir dengan tiupan atau dengan kertas. Jika harus membunuhnya, maka lakukan tanpa kontak langsung dengan kulit. Bila cairan tomcat ada di baju, maka  segera mencuci bagian yang terkena cairan tomcat.
Serangan tomcat diduga berkaitan dengan akhir musim hujan yang berbarengan dengan masa panen serta rusaknya ekosistem mangrove di sekitar apartemen. Dua hal itu memaksa tomcat mencari tempat baru.
Jika tersengat tomcat,  langkah penanganannya adalah segera mencuci bersih luka sengatan dan kemudian dioles dengan salep pada luka tersebut. Ia menjelaskan bahwa sengatan tomcat ini hampir sama dengan sengatan lebah.
"Sengatan tomcat ini cukup datang berobat di puskesmas kecamatan. Karena seluruh puskesmas kecamatan sudah ada salep untuk penanganan luka sengatan kumbang tersebut," ujarnya.
Untuk mencegah kembang biak tomcat di dalam rumah, disarankan untuk kita rajin membersihkan rumah, khususnya tempat tidur yang sering menjadi sarang tomcat. Dengan demikian, serangga ini tidak berdiam di kasur atau tempat lain di rumah.


Metrotvnews.com, Bogor: Pakar entomologi (ilmu tentang serangga) Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB) Aunu Rauf, mengatakan serangga tomcat tidak berbahaya bagi manusia. "Serangga tomcat ini lebih banyak manfaatnya dari pada mudarotnya. Karena dia merupakan sahabat manusia dalam mengendalikan hama wereng coklat," kata Rauf.
Serangga tersebut tidak akan menyerang manusia selama dirinya tidak diganggu. Karena serangga tersebut akan mengeluarkan racunnya bila ia merasa terancam.
 Lebih lanjut Aunu menjelaskan, tomcat merupakan golongan kumbang dengan nama ilmiah Paederus riparius. Dia memiliki musuh sekaligus mangsa alami dari kalangan serangga juga, yaitu hama wereng, yang sering merusak pertumbuhan padi (Orizae sativa).
Jika tomcat merasa terganggu, dia "menyerang" organisme pengganggunya itu dengan cara menusukkan sejenis nozzle tajam ke kulit penyerang dan mengeluarkan eksudat, venerin, yang dapat melumpuhkan. Kehadiran eksudat itu di dalam tubuh manusialah yang kemudian menimbulkan efek "luka bakar" yang menyengat.
Tomcat ini sangat tertarik pada cahaya di malam hari. Diperkirakan, cahaya lampu apartemen tersebutlah yang menarik kedatangan tomcat ke pemukiman warga.
Serangga yang berukuran sekitar satu centimeter ini, memiliki sayap dan warna tubuh oranye kecoklatan. "Warna oranye kecoklatan ini adalah warna peringatan bahwa serangga ini memiliki alat beladiri yang efeknya serupa racun," katanya.
Menurut dia, sudah menjadi hal rutin setiap setahun sekali tomcat mendatangi pemukiman karena pola hidupnya yang pada malam aktif bergerak mencari mangsa ataupun mencari pasangan.
"Karena saat ini berkaitan dengan berakhirnya musim hujan ditambah pula musim panen jadi populasinya menjadi meningkat," kata Rauf.
Untuk menghindari serangan Tomcat, lanjut Aunu, masyarakat harus menghindari kontak fisik dengan serangga tersebut.
"Kalau terkena racunnya segeralah mencucinya dengan sabun dan kalau perlu ke dokter untuk meminta resep obat yang pas untuk menangkal racunnya," katanya.
Dia menambahkan, masyarakat tidak perlu khawatir dengan serangan tomcat tersebut. Karena selama ini hama asli Indonesia tersebut juga ada di sejumlah negara, seperti Malaysia. Tetapi tidak pernah menyerang manusia.
Untuk menghindari tomcat masuk rumah dengan menutup jedela dan mengurangi pencahayaan di rumah agar tomcat tidak tertarik masuk rumah. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar